LEOPOLD APUT DIPANGGIL BAPA

Pastor Leopold Aput telah di panggil Bapa pagi hari di Rumah Sakit Antonius sekitar jam 06.00 wib. Pastor yang merupakan projo pertama yang merintis kekatholikan di Kalimantan Barat merupakan putra daerah kebanggaan umat katholik kebanyakan. Dia sangat ramah dengan siapa saja yang ditemuinya. Misa arwah di gelar di Paroki Maria Ratu Pencinta Damai yang terletak di Jl.Pancasila pontianak pada jam 18.30 wib. Duka cita mendalam dirasakan oleh segenap pihak keluarga yang hadir dalam misa arwah tersebut.

Keheningan dalam misa arwah menjadi suasana yang mendukung duka cita mendalam terhadap seluruh umat yang sedang menghadap altar. Tidak ada satupun kata yang terucap disela-sela kegetiran saat itu, yang ada hanya tangisan yang tertahan dan tampilan wajah kesedihan para umat. Kami merasa kehilangan salah satu keluarga kami yang sangat kami hormati, ungkap salah satu keluarga yang hadir saat itu. Doa kami menghantar kepergianmu, pastor. Semoga di terima di sisi Tuhan kita. Amin.

BAKSOS

Baksos kali ini dilaksanakan saat Hari Ulang Tahun OMK Stellamaris Siantan yang jatuh pada tanggal 9 agustus 2008. Ketua pelaksana untuk kegiatan kali ini adalah Firmindus Armindo, salah satu mantan ketua dalam kepengurusan untuk periode 2005-2007. Kegiatan kali ini diselenggarakan berdasarkan program Seksi Sosial OMK, kegiatan ini berlangsung satu hari dan bertempat di panti asuhan Supadio, kabupaten Kubu Raya. Para OMK Stellamaris Siantan melakukan kegiatan ini untuk peringatan Hari Ulang Tahun OMK yang masuk pada bulan Agustus.

Tidak hanya membagi-bagikan sembako pada orang-orang miskin disekitar kawasan tersebut, tetapi juga mengunjungi panti jompo. Kami membaur diantara mereka dan mencoba merasakan apa yang mereka keluhkan selama ini. Kami seperti keluarga besar yang baru menyempatkan diri untuk bertemu setelah sekian lama, walaupun sebenarnya kami baru saja mengenal diri masing-masing. Tetapi hal tersebut kami tepis jauh sebelum kami berniat untuk mengunjungi mereka disana. Mereka sangat ramah ketika kami mengadakan tanya jawab. Seakan-akan kerinduan mereka untuk bercengkarama muncul dengan sendirinya.

Kami melihat kerut wajah bening itu memunculkan niat untuk menjalin keakraban dengan kami, para Orang Muda Katholik. Disisi lain pula, mereka merasa dikucilkan para keluarga yang menganggap diri mereka sudah tidak sanggup untuk mengerjakan pekerjaan mereka sendiri. Kami berbagi cerita bersama. Kami berusaha menghibur mereka. Walaupun mereka sudah renta, mereka juga pasti pernah muda seperti kita.

Saat hari sudah hampir sore, kami pamit kepada mereka yang ada disitu, terlebih pada suster yang sudah bersedia menyempatkan diri untuk menjadi pemandu kami. Kami mengabadikan diri kami sebelum meninggalkan Panti Jompo di Supadio. Kami berharap, walaupun kami nanti akan tinggal terpisah satu dengan yang lain, kami wajib untuk mengingat kegiatan ini. Kegiatan yang dapat menyatukan hati setiap OMK, bukan hanya di Paroki Stellamaris Siantan saja, tetapi juga di seluruh kawasan Indonesia. Amin.

SEDIKITNYA PEMINAT WEEKEND



Kali ini penulis ingin mengajak pembaca untuk bersama-sama menyikapi salah satu latar belakang para OMK yang semakin jauh dari nilai sosial. Kegiatan kali ini di selenggarakan atas kerjasama seksi kepemudaan dan OMK yang dilaksanakan di Pantai Pasir Panjang, Kabupaten Singkawang pada tanggal 12 juli 2008 sampai dengan 13 juli 2008 yang mengusung tema "KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN". Kegiatan ini hanya di ikuti oleh 10 peserta yang notabene OMK Paroki Stellamaris sendiri serta seorang pendamping dari seksi kepemudaan, Thomas Ariston.


Kegiatan ini bukan bersifat liburan ataupun hiburan semata, tapi merupakan pembangunan karakter para OMK dengan cara Dialog OMK dengan metode pembahasan tentang "Kesadaran OMK akan hal Tanggung Jawab" dan "Pertanyaan mengapa makin sedikit OMK yang mau melibatkan diri dalam kegiatan yang bersifat membangun?". Ada kalanya OMK dihadapkan dengan persoalan sulit seperti ini, tetapi ada kalanya juga OMK harus menyeimbangkan kewajiban OMK dengan andil besar dalam tugas dalam lingkungan paroki itu sendiri. Dialog yang dimotori langsung oleh Ketua Panitia Kegiatan yaitu Gregorius Andre menjadikan OMK mengenal Identitas mereka sebagai suatu bagian dari tanggung jawab menggereja. Dialog merupakan salah satu bagian dari salah satu proses komunikasi yang memberikan hal positif dalam mencari titik terang suatu permasalahan bersama para OMK. Dialog adalah suatu cara bagaimana menyatukan hati dan pikiran secara bersamaan sehingga mencapai suatu kesepakatan akan apa yang disimpulkan. Dialog akhirnya selesai pada jam 22.30 wib. Dan dengan kebijakan panitia pelaksana sekaligus merangkap seksi keamanan, para peserta diwajibkan untuk beristirahat di penginapan agar tidak ada satupun yang berkeliaran atau ngembun di aula pertemuan. Hal tersebut dimaksudkan menjaga supaya tidak terjadi hal yang tidak di inginkan.

Walaupun peserta yang terlibat dalam kegiatan kali ini hanya 10 orang, tetapi jadwal piket tetap diberlakukan. Ini diharuskan karena untuk melatih kedisiplinan dalam setiap kegiatan yang berbasis pelatihan. Jadwal piket juga melatih keterampilan serta keterlibatan OMK dalam bekerjasama dan membangun komitmen. Ini diharapkan dapat menjadi kebiasaan positif dikalangan OMK itu sendiri. Kegiatan ini diharapkan menjadi pencerah akan keberadaan OMK saat ini, siapa yang mau benar-benar melibatkan diri dan terjun langsung dalam kegiatan OMK dan bergabung dan mana yang hanya mau "jual tampang". Kami tidak ingin OMK hanya menjadi "komentator" dan "penonton" di tengah masyarakat, tapi OMK bisa menberikan andil besar dan dengan spontan terketuk hatinya untuk turun tangan dalam hal-hal yang bersikap positif. Ini bertujuan supaya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh OMK sendiri tidak dipandang hanya menghambur-hamburkan uang dan tidak memberikan hasil yang berarti buat paroki. Maka dari itu, dengan adanya keterlibatan OMK dalam setiap kegiatan yang jelas dan terdeteksi seperti ini, memberikan pemahaman agar tidak terjadi salah paham.