MALAM EKSEKUSI PASTOR GIVAN

02.27

Di awali dengan latihan koor jam 8 malam, seperti biasanya sedikit molor dari waktu yang ditentukan. Frater Diakon Markus sebagai pendamping harian sekaligus pelatih koor kami dalam waktu yang bersamaan di undang sebagai pengkotbah di ibadat PDKK (Persekutuan Doa Kharismatik Katholik) di Gedung Serbaguna Paroki, tak jauh dari gereja tempat kami latihan koor. Tidak banyak OMK yang hadir di latihan koor malam itu, hanya iwan, tungaw, ignas, angga, teo, tari, dede, krist, krowax, genbo, jumi, nolita, nonong, adi, amandus, BF, bonar, dan amang. Yang datang setelah koor selesai ada andre, epenk, armindo, har, dan pita.

Koor di sudahi jam 20.14 ketika frater mengajak kami berkumpul di sekretariat OMK membahas acara "Eksekusi Pastor Givan" karena beliau berulang tahun tanggal 29 agustus. Hanya beberapa orang yang merayakan peristiwa eksekusi jam 12 malam sebab ada lima orang dari kami yang tidak bisa bertunggu di paroki hingga larut dikarenakan tidak diizinkan pulang larut oleh orang tua mereka di rumah.


Dengan mengumpulkan dana seadanya, kami mempersiapkan eksekusi tersebut tanpa melakukan hal-hal yang mencurigakan disekitar lingkungan paroki. Kami isi kegiatan menunggu malam eksekusi dengan nonton bersama film "UNBORN" di sekretariat OMK hingga jam 23.50 wib.

Dan dengan intruksi Frater Markus lewat ponsel, kami utus terlebih dahulu empat orang OMK kami untuk menyergap dan menggotong pastor givan yang kelihatan sibuk menerima telepon. Pastor givan tidak sempat bertindak karena sergapan kami, beliau hanya pasrah ketika kami lucuti kacamata, dompet dan HP barang berharga tersebut tidak ikut serta dieksekusikan. Ekspresinya ketika itu lumayan kaget.

Puft... tepung, telur, dan air dua ember mengguyur tubuhnya bersamaan. Dia hanya menerima perlakuan itu dengan pasrah sambil memegang kepala dengan posisi berlutut iba. Setelah itu kami menyanyikan baginya lagu "Selamat Ulang Tahun" di sertai meriahnya kembang api di udara, pastor givan lalu mengucapkan make a wish kemudian meniup lilin ulang tahun. Usianya kini 30 tahun.

Kami kira setelah itu acara eksekusi berakhir, rupanya belum selesai. Frater Markus yang terlebih dahulu memulai acara simbur simburan dengan air di ember dan beliau pula yang terlebih dahulu yang kami ceburkan di kolam paroki. Setelah itu, pastor givan dan frater markus menyeret dengan paksa dede ketua OMK untuk diceburkan. Lumayan meronta tapi tetap dengan sukses mendarat ke kolam paroki untuk merasakan dinginnya air jam 12 malam.

Tidak sah jika semua tidak merasakan basah dan dingin. Secara bergantian kami seret dengan paksa para OMK yang belum basah dan secara bergantian pula mereka diceburkan satu persatu.

Ada pula yang bersikeras menyelamatkan diri agar tidak diceburkan, ada yang memanjat
pohon, bersembunyi di timbunan pasir, masuk di pastoran pura-pura nonton TV, hingga ada pula yang melarikan diri ke jalan raya. Tapi tetap saja judulnya malam itu "Diceburkan semua".

Layaknya adegan berburu, dari yang berlari kecil hingga estafet ada disini, hampir semua takut tercebur di kolam yang dingin. Saat adegan lari-lari, beberapa warga setempat yang melintas kaget dan bertanya "Nangkap maling ke bang?" tapi dengan santai kami menjawab hanya perayaan ulang tahun saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Hasilnya, setelah seluruh OMK dapat giliran diceburkan di kolam, kami pulang dengan pakaian basah di badan dan menggigil. Satu orang dari kami dengan pasrahnya berkata "Dibukakan pintu ndak ya, kalo pulang larut malam kayak gini?"

Related Posts :